Pages

Wednesday, August 22, 2012

Seniman Jalanan


Suatu ketika, di dalam bis jurusan  "Jember - Denpasar".

2 orang pengamen sedang mempertontonkan keahliannya dalam mengolah lagu "bagus" menjadi lagu "Fales". Setelah selesai dengan aksinya, ia pun mulai berjalan dari depan bis ke belakang sambil memegang sebuah topi terbalik, sementara seorang lagi asyik dengan lagu pop Indonesia yang telah diaransement ulang entah oleh siapa. Yang jelas bukan oleh Erwin Gutawa, karena lirik, vokal, dan musiknya " gak tepak blazzz...".

Pengamen 1 : "Permisi mas, ngamen...!!!", kepada seorang penumpang.

Seperti sebuah kalimat sakti, penumpang tersebut langsung merogoh kantongnya dan mengambil sebuah uang Rp. 1.000,- untuk diberikan kepada si pengamen. Demikian seterusnya, kalimat itu telah menyihir banyak penumpang dalam bis. Ada yang ngasi uang kertas, tapi ada pula yang ngasi uang receh.

Akhirnya, si pengamen sampai di depanku.

Pengamen 1 : "Permisi mas, ngamen...!!!".

Aku mulai merogoh kantong celana dan menemukan sebuah uang receh Rp. 200,-

Aku : "Berdua mas, sama temenku...!!!", sambil menunjuk temanku yang duduk tepat di sebelahku.

Pengamen 1 : "Mas..mas, masak Rp.200,- buat berdua...!!!"

Aku : "Sory mas, gak ada lagi...".

Pengamen 1 : "Alah mas..mas. Klo gitu minta rokoknya...!!!", yang kebetulan saat itu aku memang sedang merokok.

Aku : "Aduh sory mas, tinggal 1 ini", sambil menunjukkan rokok di tanganku yang tinggal separo.

Pengamen 1 : "Wis...wis", dengan wajah tak terima ia pun pergi ke belakang bis mencari korban2 selanjutnya.

Sebenarnya, uang recehku banyak. Memang sengaja aku sisakan untuk para pengamen2 lainnya, yang nanti pasti ada lagi. Bagi2 rejeki lah, masak aku habiskan semua buat 1 pengamen. Ngamennya udah gak niat, asal nyanyi, suaranya fales gak karuan.

Sebenarnya juga, rokokku masih banyak. Tapi karena ia tidak meminta dengan sopan, jadi aku bilang aja udah habis.

Dalam perjalanan dari Jember ke Banyuangi, cuma sedikit pengamen yang benar2 mendedikasikan diri dengan pekerjaannya. Biasanya klo ada pengamen yang berdedikasi, suaranya pas, gitarannya juga gak asal bunyi, tidak segan aku merogoh dompet dan mengambil uang Rp.1.000,-. Klo yang gak niat, aku kasi Rp.100,- udah syukur.

Kemana para pengamen yang katanya "Seniman jalanan".

0 comments:

Post a Comment