Pages

Monday, December 26, 2016

Berprasangka

images (7)

Kalian pernah melihat meme di atas?? Tentunya sebagian dari kita pernah melihatnya. Meme tersebut aku dapat di sosmed.

Dari meme tersebut dapat kita lihat bahwa ada pergeseran perilaku seiring dengan berkembangnya mobile phone / smartphone.

Dan akhirnya, aku pun mengalami (lebih tepatnya melihat langsung perilaku tersebut) apa yang tergambar dalam meme diatas.

Jadi ceritanya, aku siang tadi lagi jalan2 di pusat perbelanjaan (sebut saja Hardist) di kota Negara. Rencananya sih mau beli sarung tangan sama masker buat bepergian naik sepeda. Kebetulan tempatnya ada di dekat escalator.

Nah, tiba2 ada wanita teriak. Saat aku menoleh ke arah suara teriakan, kulihat ibu2 jatuh di bawah escalator. Dia terlihat kesulitan untuk berdiri, dan ada satpam sudah berusaha menolong. Tapi si ibu masih kesulitan berdiri. Langsung saja aku datangi untuk membantu. Kupegang tangan sebelahnya, dan sebelahnya lagi di pegang sama pak satpam.

Setelah si ibu berdiri, betapa kagetnya aku, ternyata si ibu lagi menggendong bayi..

Langsung ku tanya, “gimana anaknya buk, gak pa2?”

“Gak pa2 pak”.

Setelah melihat ibu dan anaknya gak pa2, aku pun bersiap pergi. Dan ternyata, di belakang, ada bapak2 yang lagi pegang hp, entah memfoto atau memvideo, aku gak tau.

Sebenarnya bisa aja bapak itu lagi baca sms ato apalah, tapi dari posisinya dan cara ia memegang hpnya, aku 90% yakin ia sedang memfoto/menvideo kejadian tadi.

Jadi, klo seandainya di medsos ada video ibuk2 jatuh di escalator di salah satu pusat perbelanjaan (sebut saja hardis) di Negara, mungkin ada aku disitu.

Thursday, December 22, 2016

Kalau saya bakalan galau

Gambar_Kata_Selamat_Hari_Natal_Dan_Tahun_Baru_2017

Seingat saya, belum pernah saya menulis tentang hal2 yang serius dan sangat sensitif, apalagi berbau politik. Namun, fenomena yang ramai terjadi saat ini bikin tangan gregetan pengen menulis sesuatu yang mungkin agak serius dikit.

Sebelumnya, saya mohon maaf klo ada salah kata, karena ilmu yang masih sejengkal dan perlu lebih banyak belajar.

Fenomena yang akan saya bahas disini adalah fenomena akhir tahun. Tentang ucapan ”Selamat Natal”. Beberapa kalangan dari umat muslim menilai bahwa ucapan selamat natal tidaklah pantas. Namun, disisi lain beberapa kalangan menyebutkan klo sebenarnya ucapan selamat natal tidaklah masalah.

Debat pro dan kontra banyak dibahas di sosmed. Awalnya saya tidak terlalu peduli (karena saya non-muslim), dan tidak mau ikut campur urusan keimanan orang lain. Namun, semenjak fenomena ini masuk ke dalam salah satu grup yang saya ikuti, grup yang beranggotakan orang2 yang longor alias sedikit gila (hehehe), karena membahas tentang hal2 yang sama sekali tidak penting, timbul keinginan untuk berpendapat.

Karena, menurut hemat saya, grup tersebut (yang saya ikuti) berfungsi untuk menghilangkan kejenuhan di sela2 hari yang menuntut keseriusan. Setidaknya grup tersebut tidak jarang membuat saya tersenyum dan tertawa.

Saya tidak akan membahas tentang siapa benar dan siapa salah. Yang saya ingin sampaikan disini adalah rasa penasaran terhadap sikap dari pemerintah nantinya.

Saya berpikir, mungkin sekarang pemerintah sedang dilanda kebingungan. Di satu sisi, para pejabat pemerintah yang beragama islam tidak boleh mengucapkan selamat natal kepada masyarakatnya. Sedangkan di sisi lain, pejabat pemerintah tersebut memiliki masyarakat yang heterogen.

Jika beliau hanya mengucapkan “selamat” untuk hari raya agamanya saja, maka ia akan dianggap pilih kasih. Tapi, jika ia mengucapkan “selamat” untuk hari raya agama lain (semua agama dan keyakinan yang diakui pemerintah), maka ia akan mendapat cap sebagi orang yang tidak mengimani agamanya sendiri.

Seperti makan buah simalakama…

Apapun yang dilakukan oleh pejabat tersebut, kesemuanya berpotensi menurunkan citra pemerintah.

Ada yang bilang ini adalah fenomena setiap tahun. Tapi saya melihat klo fenomena ini baru terjadi sekitar 2 – 3 tahun kebelakang, dan terus berkembang semakin besar. Mungkin karena dulu sosmed tidak se-booming sekarang, atau mungkin karena masyarakat muslim sekarang telah melek ilmu agama, I don’t know.

Tapi, ada sebuah teori konspirasi yang menyebutkan bahwa fenomena ini dimaksudkan untuk menciptakan kegaduhan untuk memecah belah NKRI. Saya pribadi melihat teori tersebut ada benarnya. Karena, semua datang secara bersama2, mulai dari kembalinya komunis, agresi cina, ketidakpekaan pemerintah terhadap isu kemanusiaan, penistaan agama, sampai “selamat natal”, yang kesemuanya berpotensi besar melemahkan pemerintahan. Jika pemerintah lemah, maka sangat gampang dimanfaatkan oleh pihak2 berkepentingan untuk mencapai tujuannya.

Seperti kata pak jendral panglima, “negara asing sedang mengincar SDA Indonesia”, mungkin benar adanya.

Yang saya takutkan adalah, nasib Negara kita akan sama seperti kerajaan majapahit dulu. Setelah susah payah mempersatukan nusantara, akhirnya pecah belah akibat ketidak jelian kerajaan pusat melihat benih2 perpecahan. Dan akhirnya, perlu 350 tahun lagi agar nusantara kembali menjadi satu kesatuan.

Mudah2an itu tidak terjadi…!!!

Demikian tulisan ini saya buat sebenar2nya (benar asli hasil pemikiran saya pribadi) tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

 

Wuiiiiih, panjang ya tulisannya…hahaha. Baru kali ini nulis segini banyak. Biasanya copy paste…hahaha.

Sunday, December 18, 2016

Kosong...!!!

























































Demikian tulisan ini saya buat. Mudah2an dapat menjadi inspirasi bagi kalian semua.

#bingungmaunulisapa
#sesuaijudulnya
#sepertiisiotaksaya

Friday, December 16, 2016

Enam Sembilan



Aku pernah berpikir, kenapa ada seorang manusia secara sengaja.menyakiti sesama manusia. Jikalau pun dia khilaf, pasti ada penyesalan dan kemungkinan terulang kembali semakin kecil. Tapi menyakiti sesama (atas alasan apapun) secara berulang2, (saat itu) ada di luar nalarku.


Kalian mungkin pernah melihat gambar diatas.

Kebenaran itu relatif. Kita mungkin berpikir tindakan mereka itu irasional, tidak masuk diakal. Tapi siapa yang menentukan tindakan siapa benar, dan tindakan siapa yang salah.

Aku tidak mendukung ataupun membenci sebuah peperangan. Namun, aku selalu berpendapat, sebuah peperangan menjadi salah saat ada korban dari warga sipil.


Friday, December 9, 2016

Narsis Maksimal

narsis

 

 

!!!……Speechless…..!!!

Thursday, December 8, 2016

Sehat Bang…???

Permisi bang, Jalan Patimura dimana ya?
Jalan Patimura….!!! (sambil melihat sekeliling). Rumah nomer berapa dek?
No.22A
No.22A….!!! (kembali melihat sekeliling). Bener di jalan patimura rumahnya dek?
Iya bang. Jalan patimura no.22A
Rumahnya sapa dek?
Rumahnya Pak Slamet
Pak Slamet…!!! (sambil berpikir keras). Pak Slamet sapa ya…??
Pak Slamet yang kerja di Puskesmas Sumbermakmur
Waduh, gak tau saya dek
Tapi bener kan bang ini jalan patimura?
Waduh, kurang tau ya dek. Saya bukan orang sini. Saya cuma berhenti buang air kecil
Aku: “…………………………………….”

Best on true story, dengan perubahan seperlunya tanpa mengubah maksud dan tujuan isi tulisan.

Monday, December 5, 2016

ber-Tri Kaya Parisudha

Satu2nya senjata sakti yang bisa digunakan untuk mengendalikan segala kekuatan gelap yang ada pada diri kita itu adalah dengan Tri Kaya Parisudha; kebaikan dalam kasih dan kemuliaan menunggal dalam pikiran, kata dan  perbuatan; Tri Kaya Parisudha  yang terbingkai dalam Tatwa, Etika dan Cara.

Dengan ber-Tri Kaya Parisudha dalam bingkai itu berarti kita tidak membiarkan Rajas dan Tamas merajalela menguasai Satwam. Dengan ber-Tri Kaya Parisudha dalam bingkai itu, berarti kita menggunakan sebaik2nya Panca Budi Indria dan Panca Karma Indria yang ada pada diri kita; dan dengan begitu, maka arta dan kama yang kita inginkan dan kita peroleh serta kita nikmati, tetap berdasarkan dharma.

Paling tidak ada 6 hal pokok yang seyogianya dapat kita lakukan dalam mengejawantahkan senjata sakti tersebut, yaitu: (i) Jangan durhaka kepada orang tua kita. (ii) Jangan menyakiti dan menghina orang lain. (iii) Jauhkan diri dari kesombongan, keangkuhan, kedengkian, iri hati, kemunafikan dan perilaku2 hitam lainnya; karena semua itu akan mengundang datangnya noda dan cela kepada diri kita sendiri. (iv) Jangan lakukan hal2 tidak terpuji, seperti, berzinah, berbohong, memperkosa, menipu, mencuri, merampok, KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dan perilaku2 lain yang merugikan orang lain sesama kita, karena semua itu akan mengundang datangnya dosa kepada diri kita sendiri. (v) Berusaha terus dan berdoalah selalu, atau ora et labora kata teman sejawat kita di seberang sana. Beribadahlah dengan penuh pengorbanan, atau dalam religi dan keagamaan Bali, lakukanlah yadnya sebagai kewajiban tulus kita selama ADA di dalam ADA. Dan, (vi) Bersyukurlah dalam segala hal dengan keyakinan bahwa apapun yang terjadi, itu semua karena kehendak-Nya.

Penulis, penekun budaya bali

 

Sumber: BaliPost