Pages

Tuesday, April 27, 2010

Cowboy in Paradise

Dulu, ada sebuah wacana, katanya akan dibuat jembatan yg menghubungkan Jawa dan Bali. Namun, hal itu ditolak oleh banyak kalangan –khususnya orang Bali– karena dapat merusak budaya asli setempat, sehingga mengurangi kunjungan turis asing yg ingin melihat budaya Bali yg katanya unik.

Dari beberapa daerah wisata yg pernah aku kunjungi di Bali, turis asing terbanyak kutemukan di Kuta. Padahal, menurut pandanganku Kuta bukan lagi mencerminkan budaya Bali, namun telah menjadi sebuah kota yang penuh dengan hingar bingar metropolitan. Aku melihat lebih banyak pertokoan, mall, dan diskotik daripada sangar tari dan sanggar kesenian lainnya. Pakaian orang pribumi tidak lagi “khas Bali”, tapi sudah seperti layaknya bintang rock. Makanya aku heran, katanya para turis asing datang ke Bali karena budayanya, tapi kok malah datang ke Kuta, sebuah daerah -maaf- miskin budaya. Kalau cuma ingin berjemur, surfing, dan menikmati pasir putih, aku rasa didaerah lain juga ada, bukan cuma di Bali, malah mungkin lebih bagus dari Kuta.

Beberapa tahun lalu, sempat daerah Lombok komplain. Kenapa cuma Bali yg terkenal sebagai “surga dunia”, sedangkan Lombok tidak, padahal dari segi budaya penduduknya dan kondisi geografisnya hampir sama dengan Bali. Ada yg bilang kalau Lombok promosinya kurang. Bisa jadi sih…!!!

Aku sebagai orang Bali merasa ada yg salah, entah itu turisnya atau mungkin orang Balinya sendiri –termasuk aku. Kita ingin membuat Bali dikunjungi karena kekayaan budayanya, atau cuma untuk mencari kepuasan sex semata, seperti cerita dalam film documenter, “Cowboy in Paradise”? Tapi aku tidak bisa menyalahkan siapapun, karena kedatangan para turis asing ke Bali –yang sekarang ini– sangat membantu menambah kas Negara, mungkin kecil tapi akan sangat membantu mengurangi kemiskinan jika dikelola dengan baik.

Kembali ke judul postingan…!!!

"Cowboy in Paradise" adalah sebuah film documenter yg menceritakan tentang sisi gelap dari pantai Kuta. Dalam film tersebut, pantai Kuta dijelaskan sebagai tempat memuaskan nafsu para pencari cinta sesaat kaum perempuan. Mengulas cerita para2 gigolo yg ada di pantai Kuta, mulai dari asal mula keinginan untuk menjadi gigolo, sampai keluarga para gigolo.Trillernya bisa dilihat di You tube.

Entah itu benar atau pun tidak, yg jelas kita –khususnya orang Bali– harus mulai berpikir tentang kelangsungan budaya kita dan bagaimana cara kita memfilter budaya asing yg masuk. Hal ini tidak cuma berlaku di Bali saja, tapi semua daerah di Indonesia yg mempunyai keragaman budaya masing2. Keragaman inilah yg membuat bangsa kita kaya, dan keragaman inilah yg membuat kita bangga menjadi rakyat Indonesia. Jangan biarkan kekayaan dan kebanggaan bangsa kita hilang begitu saja. 

Note: Tulisan ini bukan untuk merendahkan ataupun menghina para warga kuta dengan sengaja, namun lebih karena keprihatinan aku pribadi terhadap keadaan budaya Bali sekarang ini.

Gambar diambil dari sini.





10 comments:

Unknown said...

met siang aja. mampir bentar di blog mu

j4j said...

thanks ya..!!!
udah lama jg aku g nulis n berkunjung ke blog teman2.

Rinda said...

wah lagi heboh y britanya ^_^

duh kmn aja nie br mmpir lg ^_^

j4j said...

lg menyibukkan diri.. hehehe!!!
mudah2an mulai hari ini bisa kunjung sana kunjung sini ke blog temen2, walaupun pun postinganku g kunjung2 ada.

Nikmatnya Hidup said...

betul jangan biarkan kekayaan budaya negara kita di rusak hal2 yang memalukan

Nikmatnya Hidup said...

pagii kawan...selamat beraktifitas

j4j said...

selamat bermalam minggu, mungkin cuma aku yg duduk diam di dpn internet malam ini.
btw, tetep happy aja...!!! :)

narti said...

j4j orang bali? maaf baru tahu,...
orang bali sendiri memandang seperti itu, bagaimana dengan orang lain?
apakah benar telah terjadi perubahan, pergeseran?

happy weekend...

j4j said...

mudah2an aku yg salah, coz menurut pandanganku seperti itu. Maaf mbak, klo ada kata2ku yg telalu menyakitkan atau tidak sesuai dengan kenyataannya..!!! cuma pengen introspeksi diri sendiri, coz aku sendiri kurang mengerti kebudayaan daerahku.
thanks komentarnya..!!!

Nikmatnya Hidup said...

malam kawan, moga kekayaan budaya tetep terjaga.dimana pun itu :)

Post a Comment