Pages

Sunday, August 16, 2015

Atas nama bangsa Indonesia


Tulisan ini di posting pada bulan Agustus tahun 2011 lalu sama “Gitaditya” di blog pribadinya. Judul aslinya “Mahardika”. Walaupun tulisan ini udah telat banget, tapi sepertinya masih relevan untuk situasi sekarang ini. 

Awal2 pertemuanku sama blognya Gita seneng banget, soalnya tulisan2nya menarik dan kadang lucu2. Tp semenjak si Gita postingannya isinya jalan2 mulu, aku jadi jarang ngikuti lagi. Takut malah jadi pengen jalan2 juga.

Tapi, setiap bulan Agustus, aku selalu teringat sama postingan satu ini. Jadi aku repost aja…


================

Luar biasa juga ya membayangkan ada orang seperti Soekarno yang bisa membuat satu dunia percaya kalau Indonesia merdeka. Bayangkan saja. Waktu itu siapa sih yang tahu Indonesia? Cuma tahu itu bagian dari kolonial Belanda.

Pernah terpikir ga?
Papua yang ingin merdeka dari Indonesia itu analog dengan "Indonesia" ingin merdeka dari Belanda. Gerakan Papua Merdeka sama aja dengan pejuang Indonesia yang bergerilya. Tentara Indonesia yang dikerahkan ke Papua sama aja dengan tentara Belanda?

Kalau mendengar berita soal Papua / Irian Jaya, selalu itu yang gw pikirkan. 

Apa bedanya Papua dengan Hindia Belanda.. 

Bagaimana kalau nanti akan ada "Soekarno" nya Papua?

Menurut gw ya, negara itu cuma ide . Batasnya adalah imajiner. Cuma sebatas garis di peta. Merdeka juga cuma ide. Kita sekarang sedang merayakan ide. Ga salah. Manusia butuh ide, makanya manusia butuh Tuhan. 

Gw bodoh soal pengetahuan sejarah, politik dan ekonomi. Jadi mungkin pertanyaan-pertanyaan gw di atas adalah terbaca sangat dangkal dan banal. 

Okai. Selamat tujuh belasan. Tahun ini, tidak ada perasaan khusus mengenai apa pun terkait kemerdekaan. Cenderung ke a.p.a.t.i.s. 

Untuk menutup, "merdeka" berasal dari bahasa San Sekerta "Mahardika". Artinya kaya, makmur dan berkuasa. Mari kita aminkan. AMIN! 

==================

0 comments:

Post a Comment